13.10.09

Nasib Petani Jagung

Kehidupan para petani kita masih jauh dari yang diharapkan, sejenak kita renungkan bagaimana bisa negara agraris sebesar ini petaninya hidupnya sangat memprihatinkan. Jagung di Indonesia adalah komoditi pangan kedua setelah beras. Petani jagung harusnya mampu mendapatkan keuntungan yang besar apabila pihak yang terkait mau memberi sedikit perhatian dan tidak melepas begitu saja nasib para petani pada mekanisme pasar. Kebutuhan jagung dunia yang akhir-akhir ini dikabarkan naik seiring dengan rencana sumber enargi baru di Amerika yaitu bioetanol memicu kenaikan akan kebutuhan jagung dunia. tetapi rasanya kita terlalu jauh apabila melihat kebutuhan jagung dunia. kita melihat kedalam negeri kita sendiri dulu saja. data menyebutkan bahwa kebutuhan jagung dalam negeri kita sebesar 12,4 juta ton tetapi kenyataannya kemampuan produksi kita hanya berkisar dibawah 11,3 juta ton sehingga untuk menutup selisihnya kita harus melakukan impor. tetapi anehnya mengapa harga jagung di tingkat petani tidak pernah mampu naik dan memperbaiki taraf hidup mereka? Masalah ini yang harus kita carikan jalan keluar ada 3 hal yang menyebabkan produktifitas jagung kita relatif menurun
1. Kurangnya bantuan modal sehingga para petani tidak mampu untuk meningkatkan produktivitasnya. modal yang dimiliki petani jagung sangatlah terbatas bahkan sebagian besar berasal dari hutang dari tengkulak sehingga mau tidak mau mereka harus membayar hutangnya dengan hasil panennya hal ini menyebabkan harga ditingkat petani relatif rendah.
2. Kurangnya bantuan teknis . Pemerintah sebagai pemegang kebijaksanaan diharapkan mampu memberi bantuan teknis berupa pelatihan dan pengembangan pola penanaman sehingga produktivitas petani jagung meningkat. Pemerintah seharusnya melakukan banyak riset sehingga ditemukan pola terbaik yang bisa dilakukan oleh para petani jagung kita.
3.Kurangnya sarana dan prasarana: petani seringkali sulit dalam memperoleh pupuk dan air untuk menyirami tanamannya karena sarana dan prasarana yang ada sudah tidak bisa dipakai lagi. Pemerintah harus bisa menjamin ketersediaan pupuk untuk petani sehingga tidak terjadi kelangkaan pupuk di pasaran saat petani sangat membutuhkan. untuk sarana pengairan maka pemerintah bisa menggandeng pihak yang terkait untuk berinvestasi dibidang irigasi sehingga mampu memberi manfaat bagi petani kita.
oleh
R. Setyanto W
gambar from google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar