30.5.12

Perkembangan Bisnis Multifinance

Multifinance di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Bisnis lembaga keuangan nonbank ini mampu menyalurkan dana yg cukup besar. struktur bisnis multifinance yang padat karya dipercaya mampu memberi kontribusi dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. lahirnya banyak multifinance sempat memunculkan berbagai macam asumsi mulai dari issue buble sampai kredit macet karena longgarnya mekanisme penyaluran kredit yang dilakukan multifinance.
Dalam perkembangannya multifinance telah merambah bukan hanya pembiayaan barang saja tetapi telah merambah pada pembiayaan tunai yang lebih dikenal sebagai leaseback, walaupun sah tidaknya lease back masih menjadi prokontra tetapi banyak hal positif yang bisa diambil seiring pesatnya pertumbuhan bisnis multifinance di Indonesia, sebut saja nama-nama besar seperti Adira Finance, FIF, BAF,BFI dan Kreditplus adalah multifinance yang eksis dengan memiliki jumlah karyawan yang besar dengan bisnis yang merambah secara nasional. Bahkan bank umum-pun melirik celah binis multifinance ini dengan membuka anak perusahaan seperti yg dilakukan oleh BCA dengan BCA finance, Cimb Niaga dengan bendera Niaga Finance dan masih banyak lagi bank-bank yang mencaoba peruntungan melalui bisnis multifinance. maka tak pelak saat pemerintah memiliki wacana kenaikan DP untuk pembiayaan finance direspon negative oleh pelaku bisnis finance karena hal ini akan menurunkan daya saing finance terhadap lembaga keuangan lainnya. Multifinance mencoba menjembatani antara kepentingan principle dengan end user dalam rangka kredit kepemilikan barang. Di Jatim sendiri pertumbuhan 5 tahun terakhir ini cukup pesat, ekspansi dikabupaten di seluruh jatim cukup massive, misal kreditplus yang memiliki lebih dari 9 cabang yang ada disetiap kabupaten, belum lagi adira dan FIF yang merupakan finance kawakan yang memiliki market share cukup besar dijatim. hal ini menunjukkan bahwa potensi market jatim cukup potensial untuk berkembangan bisnis-bisnis strategis.